Menag Akan Buka Rakernas Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dijadwalkan akan membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia. Rakernas akan digelar di gedung Mahavihara Sejahtera Maitreya, Mugirejo, Sungai Pinang, Samarinda, pada Jumat, 2 Juni 2017. 

"Menteri Agama akan membuka Rakernas besok di sini," kata Pdt Hendri Suwito di gedung Buddhist Center, Samarinda, Kamis (01/06) 

Menurut Pdt Hendri Suwito, Rakernas ini akan diikuti sekitar 1.200 peserta dari perwakilan setiap provinsi di Indonesia. Mahavihara Sejahtera Maitreya yang berdiri megah di atas lahan seluas 1,3 hektare, akan menjadi saksi bisu tempat Rakernas pertama kali diadakan di Samarinda. 

Mahavihara Sejahtera Maitreya dikenal juga sebagai Buddhist Center. Hendri Suwito menjelaskan, pembangunan Buddhist Center berlangsung sekitar 6 tahun, dari 2008 sampai 2016. Ditanya soal biaya, Pdt Hendri Suwito enggan menyebutnya dan hanya mengatakan kalau itu bersumber dari bantuan Pemprov Kalimantan Timur dan dana Umat Buddha. 

Luas bangunan Buddhist Center mencapai 10.600 meter persegi. Seluruh bagian luar bangunan dilapisi keramik, beberapa bagian dilapisi batu paras berukir. 

"Untuk batu paras berukir pada dinding, kita mendatangkan pekerja Purwakarta. Dia juga mengerjakan relief Buddha dan pesan Buddha di graha lantai 1. Sementara untuk ukiran kisah perjalanan Buddha di depan gedung, kita mendatangkan pekerja dari Bali. Selain itu, ada pekerja dari Tulungagung yang memberi ukiran warna emas pada bagian depan bangunan," kata Hendri Suwito. 

Patung-patung Buddha yang ada di gedung ini, lanjut Hendri, didatangkan dari Taiwan. Tiga pratima setinggi 3,9 meter ditempatkan di lantai satu (Graha Shakyamuni). Pratima tersebut yaitu Buddha Shakyamuni (Buddha Gautama), Bodhisattva Avalokita, dan Boddhisattva Satyakalam. Sedangkan pratima Buddha Maitreya setinggi 5 meter berada di lantai tiga. Selain itu, ada juga pratima Buddha Maitreya memegang bola dunia setinggi 7,2 meter yang menjadi monumen di depan gedung. 

"Kami menamainya Monumen Budaya Dunia Satu Keluarga," kata Pdt Hendri. Patung ini dikelilingi empat pratima Maitreya 'cilik' yang sedang bermain alat musik. Tepat di bawah monumen itu terdapat kafetaria khusus vegetarian. 

Pdt Hendri juga menjelaskan, pendirian monumen tersebut untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dunia merupakan satu keluarga. "Kami ingin menunjukkan budaya yang saling bekerja sama, saling tenggang rasa, dan saling menghormati. Di bawah monumen juga ada kafetaria untuk semua lapisan masyarakat. Makanan yang disajikan berkualitas dan sehat," ujarnya. 

Buddhist Center terdiri dari tiga bangunan yang saling berhubungan. Bangunan utama terdiri dari tiga lantai. Bangunan di sisi kiri dan kanan terdiri dari lima lantai. Sementara lantai dasar (ground floor) menjadi lahan parkir kendaraan. Untuk menuju masing-masing lantai disiapkan dua lift. Juga ada tangga (termasuk tangga darurat) di bagian depan dan belakang gedung. 

Untuk bangunan utama, terdiri dari Graha Sakyamuni seluas 28 20 meter yang digunakan untuk bersembahyang seluruh mazhab umat Buddha. Di vihara ini terdapat tiga pratima Buddha. Di lantai dua berupa ballroom yang bisa menampung lebih 1.000 orang. Sedangkan lantai tiga merupakan altar untuk sembahyang umat Buddha Maitreya yang bisa menampung sekitar 1.000 orang. 

Bangunan di sisi kanan dan kiri menjadi fasilitas pelengkap. Di lantai satu ada restoran khusus vegetarian dan minimarket yang menjual pernak-pernik Samarinda. Lantai berikutnya, ada sekolah yang terdiri dari 10 kelas dan kamar tidur untuk tamu sebanyak 35 ruang. Juga disiapkan dapur umum dan ruang pertemuan untuk tamu. "Kamar-kamar ini nantinya lebih banyak digunakan untuk diklat," papar Hendri. 

Menurut Pdt Hendri Suwito, Buddhist Center ini adalah yang terbesar di Asia Tenggara, dan akan menjadi rujukan umat Buddha untuk wilayah Indonesia timur. 

Di gedung ini juga, lanjut Hendri menjelaskan, tempat berkantor DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kaltim, Sekretariat DPD Indonesia Vegetarian Society (IVS) dan Vegan Society of Indonesia (VSI). "Buddhist Center ini juga akan menjadi wahana wisata religi dan wisata budaya. Gedung bisa menjadi bagian silaturahmi umat Buddha kepada seluruh lapisan masyarakat," tandasnya. (p/ab)